Menteri PPPA Buka Resmi Muktamar Ke-5 Wanita PUI: Perempuan Kunci Indonesia Emas dan Keluarga Tangguh
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (PPPA RI), Dra. Hj. Arifatul Choiri Fauzi, M.Si., secara resmi membuka Muktamar ke-5 Wanita Persatuan Ummat Islam (PUI) di Graha Wisata TMII, Jakarta, Jum'at, 4 Juli 2025.
Muktamar ini berlangsung pada 3–5 Juli 2025 dan mengusung agenda besar konsolidasi, evaluasi, dan penetapan program kerja nasional Wanita PUI dalam menjawab tantangan zaman.
Dalam sambutannya, Menteri Arifatul menegaskan bahwa muktamar merupakan momen strategis bagi organisasi perempuan seperti Wanita PUI untuk menyusun langkah-langkah besar ke depan demi mendukung visi Indonesia Emas 2045.
“Muktamar ini bukan sekadar seremonial, tapi menjadi ruang untuk evaluasi, konsolidasi, dan sosialisasi program-program strategis Wanita PUI. Kita ingin mencerdaskan umat dan memberdayakan perempuan agar dapat berkontribusi optimal bagi bangsa dan negara,” ujarnya.
Pembukaan muktamar ini juga dihadiri oleh sejumlah pimpinan PUI dan perwakilan ormas perempuan lainnya. Tampak hadir KH. Nurhasan Zaidi, Ketua Majelis Syura PUI, Dra. Hj. Iroh Siti Zahroh, M.Si., Ketua Umum DPP Wanita PUI, Dr. Hj. Munipah, M.Pd., Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Wanita PUI, Dra. Hj. Titin H. Nisrinati, M.M., Ketua 1 DPP Wanita PUI, Agustin Kurniawaty, S.Pd., M.Psi.T, Ketua Panitia Muktamar Ke-5 Wanita PUI, beserta perwakilan dari berbagai ormas wanita nasional
Ketua Umum DPP Wanita PUI, Dra. Hj. Iroh Siti Zahroh, M.Si., dalam sambutannya menyampaikan bahwa Muktamar ke-5 ini merupakan forum musyawarah tertinggi untuk meneguhkan peran Wanita PUI dalam mendidik umat, mengokohkan keluarga, dan membangun gerakan perempuan yang berdaya dan berakhlak.
Perempuan dan Anak, Pilar Masa Depan Bangsa
Menteri PPPA menyoroti urgensi memperkuat posisi perempuan dan perlindungan anak dalam pembangunan nasional. Dengan jumlah perempuan yang mencapai setengah penduduk Indonesia dan anak-anak yang mencakup sepertiga populasi, maka isu-isu terkait perempuan dan anak tidak bisa lagi dianggap sebagai masalah sektoral.
Berdasarkan survei nasional, 1 dari 4 perempuan pernah mengalami kekerasan, sementara pada anak-anak, 1 dari 2 anak mengalami bentuk kekerasan, baik fisik, verbal, maupun psikologis. Bahkan per Juli 2025, tercatat lebih dari 13.700 kasus kekerasan terhadap perempuan, dan banyak kekerasan seksual terhadap anak dilakukan oleh orang tuanya sendiri.
“Ini adalah situasi darurat. Banyak anak usia dini sudah mengakses internet dan gadget, bahkan lebih dari 70%. Kami mendapat laporan anak-anak kesulitan bicara dan mengalami gangguan penglihatan karena terlalu dini terpapar layar,” jelasnya.
Tiga Program Prioritas Nasional PPPA
Menanggapi berbagai tantangan tersebut, Kementerian PPPA mengembangkan tiga program prioritas:
Ruang Bersama Indonesia
Sebuah gerakan menyelesaikan masalah perempuan dan anak di tingkat desa/kelurahan berbasis karakteristik lokal dan berkesinambungan.
Perluasan Call Center 129
Hotline nasional 129 diperluas menjadi layanan informasi dan konseling, termasuk kesehatan mental bagi perempuan dan anak.
Satu Data Perempuan dan Anak di Tingkat Desa
Penyediaan data akurat di level desa sebagai dasar perencanaan program yang efektif dan tepat sasaran.
Beliau juga membuka peluang kolaborasi dengan Wanita PUI dalam mengembangkan desa ramah perempuan dan anak, bebas stunting, dan berbasis ekonomi umat, dengan dukungan pelatihan, pendampingan, hingga pinjaman modal usaha.
“Silakan Wanita PUI ajukan pilot project desa perempuan dan anak. Kita akan fasilitasi pelatihan, pemberdayaan ekonomi, dan intervensi sosial,” tambah Menteri PPPA.
Kolaborasi Adalah Kekuatan
Menutup sambutannya, Menteri PPPA menekankan pentingnya sinergi antara masyarakat sipil, organisasi perempuan, dan negara. Ia menyebut bahwa akar dari banyak persoalan bangsa hari ini berasal dari pola asuh dalam keluarga dan pengaruh gawai terhadap anak. Oleh karena itu, pendekatan kolaboratif menjadi sangat penting.
“Kolaborasi, sinergi, dan partisipasi masyarakat adalah kekuatan luar biasa. Wanita PUI memiliki potensi besar untuk menjadi mitra strategis dalam gerakan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Indonesia,” tegasnya.
Semangat Muktamar: Dari Keluarga, Bangsa Bermartabat
Muktamar ke-5 Wanita PUI yang dihadiri oleh ratusan peserta dari seluruh Indonesia ini membawa semangat baru untuk memperkuat peran perempuan dalam membangun bangsa melalui ketahanan keluarga, pendidikan karakter, dan kontribusi sosial. Melalui forum ini, Wanita PUI menegaskan diri sebagai bagian penting dari kekuatan perubahan menuju Indonesia yang lebih adil, sehat, dan bermartabat. (AG)