Semangat Mendayung Bersama Warnai Konsolidasi Rapat Pleno BMIWI 2025
Kebersamaan menjadi kunci penting dalam perjalanan organisasi kemasyarakatan, apalagi di tengah keberagaman latar belakang anggotanya.
Hal inilah yang tampak dalam langkah Badan Musyawarah Islam Wanita Indonesia (BMIWI) yang terus memperkuat konsolidasi internal demi terwujudnya program kerja yang lebih efektif.
Dalam sebuah perahu besar, semua penumpang tidak mungkin hanya diam; mereka harus mendayung bersama dalam kehangatan persaudaraan agar arah dan tujuan dapat dicapai.
Prinsip inilah yang menjadi penekanan Ketua Presidium BMIWI, Dr. Iin Kandedes, M.A., dalam rapat pleno BMIWI yang berlangsung di Gedung Dakwah Hidayatullah, Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, pada Ahad, 21 September 2025.
“Kita ibarat berada di dalam perahu besar, maka agar perahu ini jalan, kita perlu mengayuhnya bersama-sama, menyamakan persepsi karena para presidium dan pengurus berasal dari ormas yang berbeda-beda, namun semoga perbedaan itu menjadi rahmat untuk kita mewujudkan program-program yang kita rumuskan,” tutur Iin Kandedes.
Iin merefleksikan semangat kebersamaan yang sangat relevan dengan wajah keindonesiaan, di mana perbedaan merupakan realitas sosial yang justru bisa menjadi kekuatan.
Ia mengungkapkan, seperti Indonesia yang lahir dari keberagaman suku, budaya, dan agama, BMIWI juga merupakan wadah yang menghimpun beragam ormas perempuan Islam.
"Kesadaran kolektif ini menjadi landasan penting agar organisasi dapat melangkah lebih jauh dalam merumuskan dan menjalankan program kerja ke depan," katanya.
Rapat pleno kali ini berfokus pada dua agenda utama, yakni evaluasi pelaksanaan program kerja periode sebelumnya serta penyusunan program baru untuk tahun 2025–2026.
Para presidium, ketua bidang, dan pengurus lainnya duduk bersama dalam suasana yang egaliter untuk menimbang keberhasilan maupun hambatan yang dialami organisasi. Diskusi berlangsung produktif dengan semangat mencari solusi yang realistis.
Salah satu program penting yang mengemuka adalah kerjasama BMIWI dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang difasilitasi oleh Komisi X DPR RI.
Program ini diarahkan untuk mendokumentasikan sejarah organisasi masyarakat perempuan Islam dan menggali profil tokoh-tokoh inspiratif di bawah naungan BMIWI.
Rencana ini akan dimulai dengan pelatihan penulisan yang menargetkan sekitar 100 peserta, sehingga diharapkan lahir karya-karya yang dapat memperkaya khazanah literasi sejarah peran perempuan dalam masyarakat Indonesia.
Selain fokus pada bidang literasi sejarah, BMIWI juga melakukan restrukturisasi organisasi untuk memperkuat formasi kepemimpinan, khususnya pada bidang ekonomi dan dakwah.
Harapannya, dengan adanya penataan ulang struktur bidang ini, program-program dapat dijalankan lebih maksimal dan berdaya guna bagi masyarakat.
Dalam paparannya, para ketua bidang juga menyampaikan rencana kerja yang dipandu langsung oleh presidium. Dari sisi ekonomi, BMIWI menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan untuk kemandirian keluarga dan organisasi.
Sementara pada bidang dakwah, penguatan peran perempuan dalam menyebarkan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin menjadi fokus utama.
Rapat pleno ini menegaskan kembali bahwa organisasi bukan hanya soal program, tetapi juga menyangkut proses menyatukan visi dalam keberagaman.
Dengan kebersamaan, BMIWI berharap dapat memberi kontribusi lebih luas bagi masyarakat dan bangsa, sejalan dengan semangat keindonesiaan yang berlandaskan persatuan.