Audiensi BMIWI dan MUI Bidang Hubungan Luar Negeri Bahas Sinergi Dakwah dan Diplomasi Global


JAKARTA —
Badan Musyawarah Islam Wanita Indonesia (BMIWI) melakukan audiensi dan silaturahim dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Hubungan Luar Negeri (HLN) pada Selasa, 18 November 2025, di kantor pusat MUI, Jakarta.

Pertemuan yang berlangsung pukul 10.00 hingga 11.30 WIB ini membahas penguatan peran organisasi perempuan Islam dalam kerja sama dakwah global serta sinergi di bidang diplomasi kemanusiaan.

Rombongan BMIWI dipimpin oleh Presidium Iin Kandedes dan didampingi sejumlah pengurus, di antaranya Fatimah Noer (Wasekjend), Nurul Hidayati (Dakwah), Handayani (Hukum), serta perwakilan bidang Hubungan Luar Negeri BMIWI: Yesi, Anna, Ia Fauziah, dan Fera. Sementara itu, pertemuan diterima langsung oleh jajaran pimpinan bidang HLN MUI, yakni Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, M.A., Bunyan Saptomo, Yanuardi Syukur, Yusherman, dan Ustadzah Amira.

Pertemuan diawali dengan sambutan Iin Kandedes yang memperkenalkan BMIWI sebagai wadah kolaborasi lintas ormas perempuan Islam. Ia menyampaikan harapan agar MUI dapat memberikan dukungan terhadap gagasan penetapan Hari Nasional Majelis Taklim.

“Majelis taklim adalah ruang pendidikan nonformal yang membentuk karakter umat. Kami berharap MUI dapat bersama-sama memperjuangkan penetapan Hari Nasional Majelis Taklim,” ujar Iin.

Selain itu, BMIWI juga berharap dapat terlibat dalam kegiatan internasional yang diinisiasi bidang HLN MUI, termasuk pelatihan diplomasi global dan penguatan kapasitas perempuan di bidang dakwah internasional.

Menanggapi hal tersebut, Prof. Sudarnoto menjelaskan peran MUI sebagai wadah silaturahim umat Islam yang menaungi lebih dari 70 ormas Islam di Indonesia. Ia menekankan bahwa MUI tidak hanya berperan di tingkat nasional, tetapi juga aktif dalam dakwah global dan advokasi isu kemanusiaan internasional, terutama terkait Palestina.

“MUI terus mendorong diplomasi kemerdekaan Palestina melalui berbagai forum, termasuk Asia Pacific Conference yang menempatkan Indonesia sebagai pusat advokasi kemanusiaan untuk wilayah Asia Pasifik,” jelasnya. Prof. Sudarnoto juga menambahkan bahwa MUI saat ini tengah mengawal pembentukan dana abadi untuk mendukung proses pemulihan Gaza dan Palestina secara berkelanjutan.

Dalam sesi berikutnya, Bunyan Saptomo menyampaikan pandangannya bahwa konsep globalisasi sejatinya berasal dari Islam. “Globalisasi pertama kali digagas oleh Islam dengan semangat rahmatan lil ‘alamin, yaitu globalisasi yang menebarkan kebaikan dan dakwah,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa prinsip kerja bidang HLN MUI adalah menyatukan pandangan, memperkuat kerja sama, dan saling melengkapi dalam menghadapi isu-isu global. Bunyan juga menjelaskan tiga program utama HLN MUI, yakni pelatihan diplomasi, kajian dunia Islam, dan misi muhibah luar negeri untuk mempererat hubungan antarumat Islam dunia.

Sementara itu, Ustadzah Amira menyampaikan sambutan hangat dan membuka peluang kolaborasi antara BMIWI dan HLN MUI. “Kami sangat terbuka untuk bekerja sama dengan BMIWI dalam berbagai program lintas bidang, termasuk diplomasi, pendidikan, dan dakwah internasional,” ungkapnya.

Yanuardi Syukur menyoroti pentingnya peran organisasi perempuan dalam publikasi dan literasi global. Ia mendorong BMIWI agar membuat publikasi mengenai isu kesehatan mental perempuan serta kiprah muslimah Indonesia di kancah internasional.

“Kita perlu mendokumentasikan perjuangan perempuan hebat Indonesia agar mereka dikenal sebagai pahlawan baru bagi bangsa,” katanya.

Diskusi juga diwarnai pandangan dari Yusherman yang menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap strategi pengalihan isu global. Ia mengingatkan bahwa pihak tertentu berusaha mengaburkan perhatian dunia dari isu Palestina melalui konflik di wilayah lain. “Kita harus istiqamah mengawal perjuangan kemerdekaan Palestina sampai benar-benar terwujud,” tegasnya.

Pertemuan diakhiri dengan pertukaran cenderamata dan sesi foto bersama sebagai simbol silaturahim dan komitmen sinergi. Kedua pihak sepakat untuk melanjutkan kerja sama strategis dalam dakwah global dan pemberdayaan umat, khususnya dalam memperkuat peran perempuan di ranah diplomasi dan kemanusiaan. (nun/bmiwi)

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *