Utusan BMIWI Hadiri Pelatihan Pentashihan Buku dan Konten Keislaman di MUI Pusat

Utusan Badan Musyawarah Islam Wanita Indonesia (BMIWI) Pusat, Mufidah Said, S.E., M.M., menghadiri undangan acara Pelatihan Standarisasi Pentashihan Buku dan Konten Keislaman/Standard Training of Islamic Content Reviewer (STICeR) Seri 3 yang diselenggarakan di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Jakarta, Kamis (25/9/2025).

Kegiatan ini merupakan rangkaian pelatihan yang berlangsung sejak pagi hingga sore hari dengan diikuti 70 peserta dari berbagai organisasi masyarakat (ormas) Islam.

Acara dibuka secara resmi oleh KH. Marsudi Syuhud, salah satu tokoh penting di MUI, dan ditutup oleh Sekretaris Jenderal MUI, Buya Amirsyah Tambunan.

Dalam kesempatan itu, Mufidah Said bersama peserta lainnya mengikuti rangkaian materi yang menitikberatkan pada pentingnya proses pentashihan terhadap buku maupun konten keislaman. Pentashihan dipandang sebagai langkah krusial dalam menjaga keaslian, akurasi, dan kualitas pengetahuan Islam yang beredar di tengah masyarakat.

Materi pelatihan menegaskan lima manfaat utama dari pentashihan. Pertama, meningkatkan kualitas dan akurasi konten. “Pentashih memastikan bahwa konten keislaman yang disajikan akurat dan sesuai dengan ajaran Islam yang benar,” kata Mufidah.

Kedua, menghindari kesalahan dan penafsiran yang salah dalam memahami ajaran Islam. Ketiga, meningkatkan kepercayaan pembaca terhadap konten yang telah melewati proses pentashihan.

Keempat, membantu mengembangkan pemahaman Islam yang lebih baik dan lebih mendalam bagi pembaca. Kelima, mencegah penyebaran informasi yang salah atau menyesatkan terkait ajaran Islam.

"Semua manfaat ini ditegaskan sebagai bentuk kontribusi nyata dalam menjaga literasi keislaman agar tetap berada dalam koridor kebenaran syariat," kata Mufidah mengenai poin poin hasil pertemuan itu.

Dengan kehadiran tokoh-tokoh ormas dan perwakilan lembaga, pelatihan STICeR Seri 3 menjadi wadah bersama untuk memperkuat kapasitas para pentashih. 

Kehadiran utusan dari BMIWI Pusat menandai keterlibatan aktif perempuan dalam memastikan kualitas konten keislaman yang dapat diakses masyarakat luas.